-->

In

Nge-BuJo Bantu Ibu Lebih Produktif

Bullet journal
pict.canva

Assalamualaikum. Holla :)

Dua hari lalu, aku sempat menuliskan tentang cara aku mengatur waktu sehari-hari. Aku juga menyebutkan bahwa aku terbantu sekali dengan adanya "BuJo" alias Bullet Journal. 

Sebetulnya aku juga baru banget kenal dengan metode "journaling" satu ini, setelah ikut kelas yang salah satu pembicaranya adalah mbak Farda (my favourite selfcare teacher). Terhitung sejak Agustus 2022 aku baru "agak rajin" ngebujo.

Menurut literatur yang kubaca juga hasil ngobrol sama teman, sebetulnya jurnal itu bisa berbagai macam bentuknya. Berhubung akhir-akhir ini juga sedang marak di sosmed tentang journaling ini ygy. Dulu aku bingung dan insecure duluan mau bikin jurnal ala-ala gitu, yang gemes yang unik dan colorful. Kayak mau mulai, tapi nggak tau harus mulai dari mana (?)

Setiap jurnal biasanya memiliki satu fungsi khusus. Kalau di bahasa akuntansi pun sama dong, ada jurnal penjualan, jurnal pembelian dan lain-lain. Saat hamil, ada juga baik dalam bentuk digital (aplikasi) maupun jurnal kehamilan fisik. Jurnal tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. Bahkan kemarin aku juga menuliskan tentang jurnal syukur yang super sederhana.

Jadi ya sebetulnya bikin jurnal itu tergantung dari kebutuhan masing-masing. Kamu sedang butuh men-track apa di hidupmu?

Nah, yang menarik dari bullet journal ini menurutku, itu udah kayak semacam "buku besar" gitu. Isinya bisa mencakup berbagai hal yang mau ditambahkan di jurnal. Semacam buku diary, dengan metode yang lebih diupgrade lah istilahnya :)

Jadi apa sih bullet journal itu, mbak An?

Bullet journal, singkatnya adalah sebuah metode pencatatan harian secara analog yang didesain oleh Ryder Carrol. Kalau penasaran dengan sumber aslinya bisa baca disini https://bulletjournal.com/

Lalu apa sih manfaatnya?

Bagiku yang emang suka oret-oret diary sejak SD, bullet journal ini sesuatu yang bisa banget ngebantu aku untuk lebih primpen nyatet-nyatetin hal-hal penting. Mulai dari agenda harian, mingguan, bulanan, rencana jangka panjang semua bisa dicatet. Nggak khawatir kececer atau bingung nyari catetannya dimana.

Salah satu ciri khas bullet journal ini ada pada simbol/penanda yang digunakan. Lagi-lagi ini bisa banget di-customize sesuai kebutuhan. Aku dari awal hanya menggunakan beberapa simbol saja yang memang kubutuhkan.

Dari banyaknya key/penanda tersebut aku cuma pakai 4 saja untuk langkah awal (bahkan sampai sekarang sih). 

• untuk nulis tugas (to do list)

x ketika tugas tersebut udah dikerjakan (kayak fungsi centang di to do list gitu sih)

> untuk tugas dimigrasi ke hari berikutnya (kalau di hari itu ternyata nggak bisa kerjainnya)

(Coret) untuk tugas yang udah nggak akan dilakukan (dg berbagai alasan) karena udah nggak relevan.

dok.pribadi

Manfaat ngebujo sendiri bagiku setelah setengah tahun, diantaranya:

1. Lebih produktif. Aku jadi ngerasa nggak ngang-ngong lagi. Terutama karena sering banget ngerasa diri ini unfaedah. Ternyata setelah ngebujo jadi keliatan tuh, oh ternyata aku melakukan sesuatu kok, meski bukan hal yang waahh.

2. Ada track record untuk ngebangun habit baik. Oleh karena dirutinin, aku jadi bisa ngeliat perkembangan apa aja yang terjadi di hidupku. Meski kecil, aku berprogres. Tidak hanya tentang aku tapi juga anak dan suami. Semuanya bisa kucatat :)

3. Sarana agar nggak terlalu stress menghadapi riuh dunia. Wakakak. 

4. Lebih fokus ke tujuan. Nah, buat yang suka kedistraksi sama hiburan di sosmed (kek aku), ngebujo ini bisa jadi efektif loh! Karena kamu nulisnya di notes bukan di gadget yang sewaktu-waktu bisa menuntunmu untuk scrolling ke hal lain, wkwk.

5. Ngebantu untuk lebih bersyukur atas pencapaian kecil. Jujur setelah habis satu jurnal syukur yang kuisi kira-kira 1-2 bulan secara rutin, aku lebih fokus untuk ngisi bullet journal aja, bisa sekalian soalnya :)

Gimana cara buatnya, bundana?

Langkah pertama, siapkan buku, bebas apa aja sih sebetulnya. Pilih yang sekiranya membuat nyaman. Kalau saran dari para sesepuh sih, pakai note yang kosongan atau titik-titik biar tidak mudah terdristraksi.

contoh note yang kupakai, kebetulan adanya itu di rumah :)

Kedua, siapkan penggaris. Biar lebih rapih tentunya. 

Kalau udah siapin perlengkapannya, bisa langsung mulai! Nggak perlu khawatir mikirin pernak-pernik gemoy, itu sih option aja kalau emang suka yaa. Kalau aku pribadi emang ngga bisa sayangnya, jadi yaudah yang basic-basic aja dulu.

1. Buat penanda/key apa aja yang mau dipakai. Contohnya seperti diatas tadi ya.

2. Buat indeks. Yups, indeks berupa keterangan halaman. Menariknya bujo ini juga nih, kita bisa nambahin indeks asal jelas kita tulis keterangan dan letak halamannya ada dimana. Customable! Ini contoh punyaku :)

dok.pribadi

3. Future Log. Untuk menuliskan rencana selama 1 tahun, gambara umum aja sebetulnya. Cari aja yaa contohnya, agak malu juga kalau aku share semua wkwk.

4. Monthly Log. Yas, karena judulnya month, ini adalah rencana bulanan. Sebulan itu kita udah punya planning ya. Nah, supaya nggak lupa dengan janji (apalagi janji palsu), dicatat bun!

dok.pribadi

5. Weekly Log. Nah ini, pendetailan dari monthly log tadi, kalau aku diawal memang nggak bikin yang mingguan ini, yaa karena emang baru belajar, jadi basicnya aja dulu. 

6. Daily Log. Ini untuk menulis to do list/ bullet bullet tugas harian. Diberi contekan tips dari mb Farda juga waktu itu, supaya memudahkan, daily log bisa dibagi 2 untuk todolist sebagai mom dan juga sebagai individu.

dok.pribadi

Yaudah itu aja sih basicnya. Bebas banget mau bikin dan nambahin apapun, refleksi, review buku bacaan, catetan utang piutang, apapun. Asal yang penting ada halaman dan masukin ke indeks biar kerecord dan nggak bingung.

Semoga membantu sedikit menambah khazanah tentang bullet journal yaa. Terbuka untuk diskusi dan sharing, karena aku pun masih belajar, hihihi :)

Related Articles

0 komentar:

Post a Comment

Search This Blog

Matrikulasi

Powered by Blogger.