-->

In BPN Ramadan 2022

Tempat Ngabuburit Asyik?

Ngabuburit paling asyik


Haii.. Assalamualaikum :)

Hmm.. Tempat ngabur(burit) asyik yaa? Pertanyaan yang cukup sulit bagi seorang anak ibu rumahan (yang kini bertransformasi jadi ibu-ibu yang juga kerja diluar alias working mom) cem saiya :(

Sejujurnya dari kecil si introvert yang gak suka pergi-pergi keluar ini sudah bisa ditebak yaa, tempat ngabuburit paling asyiknya dimana? Yes, betul, dirumah aja! Sambil nongkrong di depan tivi. Hehe~ Kadang sambil bantuin ibuk ngupas buah-buahan bakal es buah, kadang sambil bantu goreng-goreng, yang kalau goreng tahu bisa disambi sambil lari-larian ke depan tivi lalu ketika iklan lari ke dapur dan sutil sudah di tangan ibuk. 

Sampai mendewasa dan menikah lalu punya anak pun, aku masihlah tetap aku. Terbukti dengan puasa hari pertama kemarin, sok iya ngajakin suami ngabuburit sambil berburu takjil. Bukannya seneng, malah senep. Soalnya keluarnya udah terlalu mendekati waktu adzan, sehingga para bakul juga udah ramai banget diserbu oleh PPT (para pemburu takjil). 

Jadi, secara spesifik tidak ada tempat yang bisa kurekomendasikan kepada khalayak ramai. Mohon maaf lahir batin, yaa karena memang senggakpernah itu yang bener-bener niat untuk ngabuburit. Adapun pergi untuk ngabuburit yaa sekadar beli takjil di dekat-dekat rumah. Atau yang agak niat sedikit ketika dulu diajak pergi ke Masjid Al Akbar Surabaya, untuk mencari takjil lalu sekalian dilanjut hingga tarawih disana. Tentu saja itu sebelum pandemi melanda. 

Dua Ramadan kemarin pun, karena kondisi yang sedang pandemi juga, walhasil didukung sekalian hobi mageranku untuk nggak kemana-mana ini. Alhamdulillah, bisa menghemat budget bukaan. Hihihi~

Seharusnya tulisan ini bisa lebih berkembang kali yaa kalau aku cobain ngabuburit kemana dulu gitu yaa mungkin? Ada sarankah? Hehehe

Sebetulnya kemarin udah sempet mau nyobain ke Masjid Al Akbar lagi sepulang kerja, mumpung dekat juga dari tempat kerja. Tapi lagi-lagi lelah dan lunglai melanda. Kuputuskan untuk langsung pulang saja sembari menikmati lalu lalang kemacetan jalan pukul 17.00. Sudah kuanggap itu sebagai ngabuburit, walau tidak begitu kunikmati. 

Pingin melipir sejenak membeli barang satu-dua jenis jajanan yang dijual sepanjang perjalanan pulang. Tapi dorongan untuk segera sampai rumah lebih mendominasi. Jadi, yasudah kuturuti saja kata hatiku. Memang tidak cocok bagi seorang pengabdi kasur ini untuk keluyuran yaa heuheu~

Ditambah lagi, aktivitas seharian sudah sangat menguras energi. Mungkin next time akan kucoba lebih menikmati waktu pulang, mungkin sekedar mampir beli es semangka India atau mendoan gitu yaa... 

Dahlah segitu dulu aja, cerita yang agaknya kurang bermanfaat ini wkwkwk~

See yaa :)


Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In BPN Ramadan 2022

Puasa Saat Pandemi Jilid 3

puasa saat pandemi

Haii.. Assalamualaikum :)

Nggak kerasa udah tiga kali ya menjalani puasa Ramadan dalam kondisi pandemi. Selalu ada yang bisa disyukuri, seperti tahun ini yang kondisinya tidak semencekamkan satu atau terlebih dua tahun lalu. Tahun 2020 menjadi tahun terberat selama menjalani Ramadan, seluruh dunia kaget dan panik at the disco termasuk aku kala itu. Tapi, hikmahnya ngga jadi keluar budget buat bukber-bukber yang seringkali agak maksa hehe~

Setelah ditempa selama tiga tahun, Alhamdulillah puasa kali ini jadi terasa lebih ayem bin tentrem. Walaupun saat ini aku menjalani aktivitas yang jauh berbeda dari tahun-tahun belakangan karena harus bekerja di luar rumah. So far, aku menikmatinya. Btw, iyaa, alhamdulillah aku akhirnya kerja! Yeayy. Target 2021 tercapai Alhamdulillah, aku juga curhat habis-habisan waktu itu di BPN Ramadan 2021

Jika puasa-puasa sebelumnya aku menikmati suasana Ramadan di rumah berkumpul bareng anak bayik dan bapaknya, kini aku harus rela mengganti rutinitas baru. Ternyata berpuasa sambil bekerja di ranah publik jadi lebih tidak terasa loh. Mungkin karena harus fokus dengan target pekerjaan kali ya. Beda halnya dengan kebiasaanku di rumah yang seringkali siang hari hanya digunakan untuk menghemat tenaga alias gegoleran bin rebahan, jiaaaakh :p 

Yakali di tempat kerja bisa gegoleran sudah pasti akan kulakukan. Namun apadaya. Bisapun yaa sekadar meluruskan boyok sepuluh menit ya ges yak. But, i'am totally fine! Warbyasaaak. Emang kok ya, bisa karena biasa.

motivasi
ilustrasi canva dengan penyesuaian


Untuk buka dan sahur, Alhamdulillah lagi-lagi dipermudah dengan kehadiran mamer yang selalu cemepak masakan, walhasil aku tidak perlu terlalu bingung harus mikirin menu-menu apa yang harus kusajikan selama Ramadan. Meski begitu, kadang-kadang aku juga menyempatkan diri untuk masak simple sesuai request paksu. Kadang-kadang pula, hasrat ingin jajan juga tidak bisa dibendung. Walhasil, jajanlah kami dengan satu klik saja (alias beli online dengan bantuan aplikasi-aplikasi kesayangan) hueheheh

Selebihnya tidak ada yang berbeda sih. Meski masih terlalu dini untuk melihat apakah puasaku tahun ini akan berjalan lancar, tapi berpuasa diawali dengan hari Minggu itu sesuatu banget dah. Semoga sampai hilal terlihat nanti, kita semua bisa mereguk manisnya ibadah dan momen di bulan suci ini ya. Aaamiin :)




Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In BPN Ramadan 2022

Tradisi Jelang Ramadan


Haii.. Assalamualaikum.
Ternyata Blog ini lagi-lagi sudah usang setahun lamanya :)

Alhamdulillah, masih ada umur untuk kembali bersua dengan bulan penuh berkah ini.
And here I am, menantang diri untuk kembali mengikuti BPN Ramadan 2022

Alhamdulillah, meski telat enam hari dan sedang belum berpuasa karena udzur, tapi sukacita menyambut dan memeriahkan Ramadan tahun ini masih tetap semarak.

Tentunya Ramadan masih menjadi waktu favorit untuk kembali berkumpul bersama keluarga. Banyak momen indah yang bisa menjadi tabungan memori selama bulan ini. Seperti tersebut pada berbagai memoar, buku hikmah, ceramah para asatidz dan lain-lain. Demikianlah yang termaktub dalam Kitabullah pula.

Sejak kecil, aku secara pribadi disuguhkan dengan berbagai rekaman hal baik yang begitu membekas hingga dewasa ini. Mulai dari sajian menu berbuka dan sahur khas bulan puasa, waktu-waktu yang terasa begitu istimewa mulai dari waktu sahur yang bagi seorang anak kecil sangatlah tidak mudah, waktu bedug yang terasa begitu lama, hingga momen tarawih dan tadarus. 

Bagi generasi 90an, momen Ramadan terasa begitu seru. Bahkan mungkin saking serunya, rasa agak disayangkan masa itu tidak bisa dirasakan oleh generasi anak-anak masa kini. Masih ingat dong, buku Ramadan yang legend banget, yang membuat para imam salat tarawih kala itu mendadak artis karena dikerubungi anak-anak yang mau minta tanda tangan? 

ilustrasi buku kegiatan ramadan jaman dulu | sumber: kompasiana.com


Namun, sekarang ada berbagai versi modern untuk tracking ibadah harian agar anak-anak yang baru belajar berpuasa lebih termotivasi. Banyak juga yang berbagi printable gratis yang bisa didownload dan dicetak sendiri. Banyak juga yang jual versi sudah cetakan cantik. 

familiakreativa.blogspot.com
ilustrasi track ibadah harian versi modern | sumber: familiakreativa.blogspot.com


Nah, ada satu hal yang tak kalah penting selain semarak bulan Ramadan hingga momen Idul Fitri, yakni tradisi saat menjelang bulan Ramadan. Ada banyak sekali tentunya tradisi turun temurun yang dilakukan oleh kaum muslim di seluruh dunia. 


ilustrasi canva dengan penyesuaian


Namun, di rumahku, ada satu tradisi yang begitu kuingat hingga kini. Yaitu tradisi beberes, hingga semacam acara bedah rumah. Biasanya seminggu atau maksimal tiga hari sebelum 1 Ramadan, keluarga kami akan mengadakan kerja bakti tahunan. 

Semua kamar dibongkar, dibersihkan dari bagian terkecil hingga terbesar. Istilah kekiniannya decluttering seluruh isi rumah. Aku sebagai makhluk mageran bin hobi rebahan ini pun tak mungkin mengelak dari kerja rodi bakti ini. Tak hanya rumah, manusia-manusia yang tinggal didalamnya pun tak ketinggalan kudu-wajib dibersihkan dari ujung rambut hingga ke ujung kaki. Alasan sederhana ibuk kala itu yakni, bulan puasa adalah momen pembersihan diri, jadi tidak hanya batin fisikpun juga harus dibersihkan.

Kalau kupikir sekarang, betapa kesengsaraan kala itu (karena terpaksa ikut beberes meski rasa enggan sangatlah besar) adalah momen yang begitu menempel dan ternyata menjadi salah satu kenangan yang tidak bisa terlupa begitu saja. 

Meski kini aku tidak "serajin" itu membereskan seluruh isi rumah, tetapi momen itu jadi lecutan semangat sendiri bagiku. Kini, beberes dan bersih-bersih sudah menjadi bagian dari tugas harianku sebagai seorang ibu, dan ajaibnya aku menikmati waktu-waktu beberes itu sebagai healing. Walaupun tentunya, setelah itu harus meluruskan boyok sembari meneguk segelas es teh manis. Untung belum puasa yee kan~

Begitulah tradisi yang kuingat dan kubawa dari rumahku. Kalau kalian, apa aja tradisi jelang Ramadan di rumah kalian? Ceritain juga dong, apa ada yang sama denganku?

Puasa hari pertama tahun ini yang bertepatan dengan tanggal 3 April (sesuai hasil sidang isbat oleh kemenag), meski tidak ikut berpuasa Alhamdulillah masih bisa menemani suami berbuka puasa bersama. Momen kehangatan yang selalu kunantikan. Hari itu pula, kok ya pas banget dengan hari Minggu jadi seharian menikmati momen bergantinya jam demi jam, detik demi detik sembari gegoleran di kasur bersama anak dan suami. Sungguh nikmat haqiqi.  

Spesialnya, meski tidak berpuasa, aku pun menyesuaikan jadwal makan dengan waktu buka dan sahur biar makin terasa nikmatnya berpuasa bersama. Entah, apa ibu-ibu lain juga sepertiku? Hihi~

Btw, semangat yaa puasanya. Insyaallah bagi para ibu ada pahala tersendiri meski ada udzur di hari-hari istimewa. Yok bisa yok!

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

Search This Blog

Matrikulasi

Powered by Blogger.