-->

In Bunsay

Membangun Istana Pasir

Bismillahirrahmaanirrahiim..
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Halo, welkambek to my blog yang kian usang. 

Alhamdulillah, setelah setahun lamanya tak bersua akhirnya ada alasan untuk mengisi kembali blog ini. Kali ini kuingin bercerita tentang perjalanan yang baru saja akan dimulai.
Perjalanan ke Pulau Cahaya.

Waah, bayanganku lalu melaju jauh ke pantai berpasir nan indah. Harap maklum, masih di masa pandemik seperti ini memang rasa ingin piknik sangat kuat, namun apadaya. Jadilah, ikut rombongan piknik Bunda Sayang ke Pulau Cahaya saja, maasyaallah. 

Jadi sebelum menyebrang ke Pulau Cahaya, kami diajak untuk bermain di Paket Wisata Ceria. Wahana yang pertama kami kunjungi ialah, Wahana Istana Pasir bersama dengan dua Guide Tour cantik, yakni mbak Rima dan mbak Farda. Disana kami diajak berbincang seru mengenai Critical Thinking dan juga Makna Ibu Profesional, sambil menikmati semilir angin pantai dan suara deburan ombak (dibayanginnya gitu aja biar senang hihi). 

Setelahnya, kami diberi tantangan untuk membuat sebuah Istana Pasir versi terbaik masing-masing. Berbekal sekop dan ember yang kami persiapkan, kami mulai menyusun satu demi satu bagian istana milik kami.

Beginilah bentuk istana pasir versiku.


Aku ingin membangun sebuah istana pasir yang kokoh. Puncak menaranya adalah Islam sebagai jalan hidup. Benteng penjaga utamanya adalah keluarga kecil kami, suamiku dan anakku. Aku tahu, istana pasirku ini mungkin tidak benar-benar sekuat itu, maka dengan sabar aku akan membangunnya perlahan. Berbekal doa dan ikhtiar yang kulangitkan, maka aku akan berusaha membuat istana pasir kami tetap tegak berdiri. Bilapun suatu saat terpaksa tersapu ombak hingga runtuh misalnya, maka aku akan membangunnya lagi dengan keyakinan bahwa istana ini akan dijaga oleh Sang Maha Penjaga. Tugasku hanyalah membangun dan menjaganya sebisaku, wujud akhirnya kuserahkan pada Sang Maha saja. 

Selanjutnya bagaimana aku melihat dan berusaha membangun istana pasirku sendiri, adalah sebagai berikut:

Aku adalah seorang individu yang memiliki cita-cita dan harapan bagi diriku sendiri, maka aku akan berusaha mewujudkannya. Tentunya dengan doa dan ikhtiar paling maksimal lagi. Selain itu, aku juga ingin menjadi teman setia dari suamiku, yang tak hanya sekadar jadi pelengkap rumah tangga, namun juga sebagai tim yang solid. Bersama dengannya aku ingin membangun istana pasir kami, aku akan dengan senang hati membawa bahan-bahannya, sedangkan ia akan bertugas mengawal pembangunannya sendiri agar sesuai dengan yang kami inginkan. Adapun sebagai seorang ibu, aku ingin menjadi teman bermain yang asyik bagi anakku. Bukan sebagai guru maupun seorang yang bisanya hanya "mengatur-atur" anak. Perkara mengatur, sudah ada Allah yang Maha Mengatur segalanya. Oleh karena itu, maka tugasku akan kucukupkan sebagai teman dan fasilitatornya. Semoga aku bisa amanah.

Untuk menjagaku tetap fokus pada track yang telah kupilih maka aku akan membutuhkan peta sebagai berikut:


Kuakan berusaha agar selalu semangat dalam belajar. Hasil belajar tentu tidak akan berguna jika tidak diamalkan bukan? Maka cara agar ilmu berbuah manis, aku akan berubah. Bukan merubah diri ataupun tujuan, namun merubah sikap dan tindakan yang kurang baik menjadi usaha menuju kebaikan. Berlanjut dengan membuat karya, apa saja yang kubisa. Membuat sebuah buku mungkin? Bismillah, doakan :)
Hasil akhirnya berbahagia? Kurasa bahagia bukan hasil melainkan bonus dari kesungguhan. Bahagia itu kata kerja yang harus dilakukan. Oleh karenanya kesemua lingkar peta ini akan kugunakan berulang dan berkesinambungan, agar hidupku menjadi semakin bermakna. 

Oh iya, sebab itu pulalah aku akan dengan senang hati mengikuti perkuliahan di kelas Bunsay. Agar kisah para Ibu Profesional lainnya bisa menjadi lecutan semangat bagiku. Bukan, bukan untuk mengcopy-paste, tapi sebagai motivasi dan energi positif bagiku. 

It's a Long-LongLife Journey, that's why I will always be brave learner.



Aku akan terus belajar dan berjalan. Aku ingin mengukir sejarahku sendiri. Sejarah yang akan membuat seluruh hidupku di dunia, ketika di hari Kesaksian nanti menjadi tidak sia-sia. 

Aku ingin menjadi Ibu Profesional, Kebanggan Keluarga. Bagiku, menjadi Ibu Profesional berarti mau dan bersungguh menjalankan amanah peran dengan sebaik mungkin. Menemukan Ana yang utuh, yang mengerti makna dan tujuan hidupnya untuk apa, siapa dan bagaimana. Lalu memberdayakan diri agar selalu mau berubah kearah yang lebih baik. Mensyukuri masa lalu yang mengantarkannya pada masa sekarang. Memacu diri agar menjadi diri yang bukan sekadar ada, namun keberadaannya membawa makna. Hadir secara utuh, penuh dan sadar dalam keluarga. Hingga nantinya menjadi pribadi yang lebih baik sebagai individu, istri, ibu serta bagian dari masyarakat. 



Begitulah, cerita perjalananku kali ini. Semoga membawa hikmah. Pun semoga, yang kutuliskan disini akan menjadi sebuah tulisan yang tak hanya sekadar dipajang, namun berulang disambangi dan dibaca agar ketika lelah menyapa aku bisa kembali ke jalan yang benar. hihihihi

Bismillah, perjalanan masih panjaaaang.. 
Sampai jumpa di cerita perjalanan selanjutnya. 

Salam Ibu (wannabe) Profesional
Hubb <3 

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

Search This Blog

Matrikulasi

Powered by Blogger.