-->

In BPN Ramadan 2022

Tradisi Jelang Ramadan


Haii.. Assalamualaikum.
Ternyata Blog ini lagi-lagi sudah usang setahun lamanya :)

Alhamdulillah, masih ada umur untuk kembali bersua dengan bulan penuh berkah ini.
And here I am, menantang diri untuk kembali mengikuti BPN Ramadan 2022

Alhamdulillah, meski telat enam hari dan sedang belum berpuasa karena udzur, tapi sukacita menyambut dan memeriahkan Ramadan tahun ini masih tetap semarak.

Tentunya Ramadan masih menjadi waktu favorit untuk kembali berkumpul bersama keluarga. Banyak momen indah yang bisa menjadi tabungan memori selama bulan ini. Seperti tersebut pada berbagai memoar, buku hikmah, ceramah para asatidz dan lain-lain. Demikianlah yang termaktub dalam Kitabullah pula.

Sejak kecil, aku secara pribadi disuguhkan dengan berbagai rekaman hal baik yang begitu membekas hingga dewasa ini. Mulai dari sajian menu berbuka dan sahur khas bulan puasa, waktu-waktu yang terasa begitu istimewa mulai dari waktu sahur yang bagi seorang anak kecil sangatlah tidak mudah, waktu bedug yang terasa begitu lama, hingga momen tarawih dan tadarus. 

Bagi generasi 90an, momen Ramadan terasa begitu seru. Bahkan mungkin saking serunya, rasa agak disayangkan masa itu tidak bisa dirasakan oleh generasi anak-anak masa kini. Masih ingat dong, buku Ramadan yang legend banget, yang membuat para imam salat tarawih kala itu mendadak artis karena dikerubungi anak-anak yang mau minta tanda tangan? 

ilustrasi buku kegiatan ramadan jaman dulu | sumber: kompasiana.com


Namun, sekarang ada berbagai versi modern untuk tracking ibadah harian agar anak-anak yang baru belajar berpuasa lebih termotivasi. Banyak juga yang berbagi printable gratis yang bisa didownload dan dicetak sendiri. Banyak juga yang jual versi sudah cetakan cantik. 

familiakreativa.blogspot.com
ilustrasi track ibadah harian versi modern | sumber: familiakreativa.blogspot.com


Nah, ada satu hal yang tak kalah penting selain semarak bulan Ramadan hingga momen Idul Fitri, yakni tradisi saat menjelang bulan Ramadan. Ada banyak sekali tentunya tradisi turun temurun yang dilakukan oleh kaum muslim di seluruh dunia. 


ilustrasi canva dengan penyesuaian


Namun, di rumahku, ada satu tradisi yang begitu kuingat hingga kini. Yaitu tradisi beberes, hingga semacam acara bedah rumah. Biasanya seminggu atau maksimal tiga hari sebelum 1 Ramadan, keluarga kami akan mengadakan kerja bakti tahunan. 

Semua kamar dibongkar, dibersihkan dari bagian terkecil hingga terbesar. Istilah kekiniannya decluttering seluruh isi rumah. Aku sebagai makhluk mageran bin hobi rebahan ini pun tak mungkin mengelak dari kerja rodi bakti ini. Tak hanya rumah, manusia-manusia yang tinggal didalamnya pun tak ketinggalan kudu-wajib dibersihkan dari ujung rambut hingga ke ujung kaki. Alasan sederhana ibuk kala itu yakni, bulan puasa adalah momen pembersihan diri, jadi tidak hanya batin fisikpun juga harus dibersihkan.

Kalau kupikir sekarang, betapa kesengsaraan kala itu (karena terpaksa ikut beberes meski rasa enggan sangatlah besar) adalah momen yang begitu menempel dan ternyata menjadi salah satu kenangan yang tidak bisa terlupa begitu saja. 

Meski kini aku tidak "serajin" itu membereskan seluruh isi rumah, tetapi momen itu jadi lecutan semangat sendiri bagiku. Kini, beberes dan bersih-bersih sudah menjadi bagian dari tugas harianku sebagai seorang ibu, dan ajaibnya aku menikmati waktu-waktu beberes itu sebagai healing. Walaupun tentunya, setelah itu harus meluruskan boyok sembari meneguk segelas es teh manis. Untung belum puasa yee kan~

Begitulah tradisi yang kuingat dan kubawa dari rumahku. Kalau kalian, apa aja tradisi jelang Ramadan di rumah kalian? Ceritain juga dong, apa ada yang sama denganku?

Puasa hari pertama tahun ini yang bertepatan dengan tanggal 3 April (sesuai hasil sidang isbat oleh kemenag), meski tidak ikut berpuasa Alhamdulillah masih bisa menemani suami berbuka puasa bersama. Momen kehangatan yang selalu kunantikan. Hari itu pula, kok ya pas banget dengan hari Minggu jadi seharian menikmati momen bergantinya jam demi jam, detik demi detik sembari gegoleran di kasur bersama anak dan suami. Sungguh nikmat haqiqi.  

Spesialnya, meski tidak berpuasa, aku pun menyesuaikan jadwal makan dengan waktu buka dan sahur biar makin terasa nikmatnya berpuasa bersama. Entah, apa ibu-ibu lain juga sepertiku? Hihi~

Btw, semangat yaa puasanya. Insyaallah bagi para ibu ada pahala tersendiri meski ada udzur di hari-hari istimewa. Yok bisa yok!

Related Articles

0 komentar:

Post a Comment

Search This Blog

Matrikulasi

Powered by Blogger.