-->

In Bunsay

Berselancar diatas Ombak Komunitas

Bismillah.... 


Hai.. hai... Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Game Wahana kedua di Paket Wisata Ceria bersama Bunda Sayang kali ini seruu sekali. Seru sekaligus memacu adrenalin. Kami dibawa untuk mendekat ke pusaran ombak yang bergulung. Namun, karena aku terlalu lama berteduh di bawah pohon sambil menikmati es degan (kelapa muda), aku jadi agak terlambat menikmati wahana ini. 

Hmmm, dasar aku! Terlalu menikmati wahana pertama kemarin kali ya. Padahal wahana ini ga kalah seru, seru banget malahan. hihihi
Wahana berselancar ini dipandu oleh duo ramah kreyes kriuk yaitu Bune Yani dan Biyung Ratna, jauh-jauh dari Jogja beliau berdua datangnya loh. Pembahasannya seruu, membuat diri ini tersentil di pojokan. wkwk. Jadilah aku menyusul, membawa papan seluncurku sendiri menuju Ombak yang bergulung. Apakah aku bisa? Let's see.



Baiklah, setahun sudah lamanya mendapat materi tentang COC. Sewaktu dulu diskusi ini, kayak yang yaudah oke. Awalnya, hah, apa inih? Komunitas ini niyat sekali. Seniat itu, sampai ada panduan COC yang mendetail seperti itu. Aku yang seorang Ibu Rumah Tangga biasa ini pun baru mendengar istilah ini. COC? Code of Conduct? Makanan apa lagi ini ya Rabb :(

Ternyata, oh ternyata.. Kode Etik toh bahasa Indonesianya. Nah ini aku baru agak ngeuh. 
Mengutip dari panduan COC terbaru. Definisi COC adalah sebagai berikut:



Setelah paham definisi COC itu apa, baru sadar pentingnya ada kode etik dalam berkomunitas. Tidak hanya perusahaan besar maupun institusi yang harus memiliki COC ini, komunitas Ibu-ibu pun perlu bahkan wajib ada. Sesimpel, jika tak ada aturan atau panduan untuk menjaga jati diri komunitas dan membernya yaa bisa jadi IIP tak akan bertahan sedemikian dan sebesar sekarang ini. Member IP terus bertambah dan isinya beragam pula. Member yang berasal dari berbagai macam suku, daerah, pekerjaan, latar belakang berhimpun dalam satu barisan pembelajar di Institut Ibu Profesional. 

Didalam panduan COC pun dijelaskan apa sih urgentnya memiliki kode etik sebagai kesepakatan bersama. Berikut rangkumannya:




Nah, dari grafis yang kukutip dari COC IIP tersebut, sudah sangat jelas gambaran dari funsgi dan tujuan dibuatnya Code of Conduct ini. Saat di Matrikulasi dulu memang sepertinya aku agak sleeping beauty apa gimana gitu. Ketika dulu berdisusi mungkin belum benar-benar mendalami, jadi seperti ada yang terlewat. Ya Allah, ampunilah. Yang menjadi peganganku kini, aku mau berusaha lebih keras hadir di kelas dengan kesadaran dan membuat prioritas agar belajar disini tidak malah menjadi penghalang tugas utama di rumah. Justru sebaliknya, mengatur waktu dan membuat diri hadir di setiap kelas sebaik mungkin tanpa mengorbankan kewajiban. Sebab menghadiri kelas tepat waktu juga merupakan adab seorang penuntut ilmu. 




Jadi, jika boleh kutinjau dan evaluasi diri setelah setahun lamanya menjadi bagian dari pembelajar di IIP maka ada hal-hal yang sebenarnya tidak boleh dilakukan, namun masih harus kuperbaiki. Diantara hal yang kurang baik tersebut adalah: 

1. Silent Reader, sebenarnya ketika perubahan kelas yang tadinya di WAGrup dan kini harus hijrah ke FBG membuatku harus beradaptasi lagi. Aku termasuk yang lebih nyaman untuk membaca materi dibandingkan dengan menonton video. Jadi, mungkin memang harus lebih beradaptasi lagi. Namun, hingga kini masih selalu berusaha agar tidak menyiakan kesempatan belajar ini. 


2. Tidak membicarakan politik dan kritik pemerintah di tengah grup atau kelas. Kalau perkara ini sih sudah sejak lama kutinggalkan, karena yaa bukan kapasitasku. Sebagaimana Hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu" (HR. Al-Bukhari). Bukannya bersikap apatis, namun tidak semua tempat cocok untuk membahas satu hal. Apalagi di dalam komunitas yang menaungi ibu untuk belajar.


3. Tidak berbicara SARAT (Suku, Agama, Ras, Anggota Tubuh). Alhamdulillah juga sudah lama meninggalkan hal ini. Namun bersyukur masih selalu diingatkan disini. 

4. Tidak asal membagikan info. Berusaha mengurangi dan lebih berhati-hati dalam memfilter apapun itu. Apalagi di masa-masa seperti ini, dimana arus informasi sangat mudah tersebar. 

5. Tidak ghibah dan fitnah. Naudzubillah mindzalik. Sudah jelas hal ini pun dilarang dalam Islam. Jadi, yaa jangan sampai 20.000 kata terbuang sia-sia hanya untuk membicarakan hal yang tidak berguna. Udahlah tidak berguna, dapat dosa lagi. Double kill :(

6. Berusaha tidak menjadikan komunitas untuk menunggangi kepentingan lain. Naudzubillah juga ini, jangan sampai niat belajar tercoreng dengan "niat-niat tersembunyi" seperti ada udang di balik batu.

7. Tidak sok tahu dan menggampangkan. Sedang sangat berusaha untuk tidak melakukan hal kurang beradab ini. Bahkan tergolong perbuatan nista (jika merujuk pada COC IIP). Terkadang ketika belajar, ada materi dengan judul serupa misalnya, mungkin timbul sedikit rasa sok tahu dan menggampangkan. Menganggap sudah pernah, sudah bisa dan sudah sudah lainnya. Padahal ilmu tanpa dibarengi adab terlebih dahulu, apakah berkah? Sayangnya tidak! Sayangnya bersikap sok sok-an ini tergolong tidak beradab. Jadi, insyaallah kuakan berusaha sebaik mungkin untuk selalu memegang teguh prinsip bahwa aku belum bisa, belum tahu dan siap mengosongkan gelas tiap kali ada kelas dengan materi baru ataupun materi yang sudah didapat sebelumnya.

Jadi begitulah, petuangalan seruku kali ini. Aku mungkin sempat tergulung ombak, jatuh lagi, berusaha seimbang diatas papan seluncur lagi, begitu seterusnya hingga menelan air laut yang asin itu. Tapi tak mengapa, semua itu proses pembelajaran, proses penguatan diri agar dapat berdiri tegak dan imbang. Bukan untuk menelan air laut lebih banyak lagi lalu tenggelam, tetapi untuk bangkit dan semakin kuat. 

Baiklah, rasanya badan sudah pegal-pegal seharian berselancar dengan ombak tinggi menggulung-gulung ini. Saatnya ke tepian, membasuh tubuh dengan air tawar. Serta membasuh tenggorakan dengan yang segar-segar. Yaps, kucukupkan petualanganku kali ini, menyiapkan energiku untuk menikmati wahana seru lainnya di depan sana. Yeaaay, tak sabar rasanya. 
Eh, mana teman-temanku tadi yaa? Waduh, aku takut ketinggalan rombongan.. Pamit dulu yaaaaa.. Sampai jumpa lagi....

Salam Ibu (wanna be) Profesional

Wassalamu'alaikum waramatullahi wabarakatuh. 

Related Articles

0 komentar:

Post a Comment

Search This Blog

Matrikulasi

Powered by Blogger.