-->

In Bunsay

Memulai Praktik Komunikasi Produktif - Tantangan 15 Hari Zona #1 Day #1

Aku hampir lupa bahwa aku dulu yang memilihmu.

Bismillaaah 

Assalamu'alaikum sobatualang (ahseeek) kayak ada yang baca aja wkwk.

Alhamdulillah... Sampailah di hari pertama Tantangan 15 Hari Zona #1 Komunikasi Produktif. Alhamdulillah, tantangan yang justru hadir paling pertama ini adalah tantangan terbesar mungkin bagiku. Sebab sudah sejak lama merasa komunikasi dengan pasangan tidak sehat. huhuhu. 

Sempat galau antara menuliskannya di sosmed, blog atau gdrive. Sepertinya terlalu absurd untuk dibaca banyak pihak, jadi ya sudah ditulis disini sepertinya lebih aman. hehe

Hari pertama, seperti halnya pertama yang lainnya aku merasa antusias sekaligus deg-degan disaat yang sama. Bagaimana cara memulainya? Tapi pikirku, kesempatan belajar bersama dengan 1700an ibu-ibu dari seluruh penjuru nusantara (bahkan ada yang tinggal di luar negeri) seperti ini sangat sayang untuk dilewatkan bukan? Lagipula, bukan sobatualang namanya jika menolak challenge. Jadi disinilah aku menuliskan curhatan ku. 

Berikut temuanku setelah melewati hari yang lumayan "berkeringat" ini. Kenapa berkeringat? wkwk Habis dorong motor kehabisan bensin soalnya. Astaghfirullaaah...


Tantanganku hari ini datang dari suamiku sendiri. Yha, seseorang yang harusnya menjadi partner abadi dalam setiap lini dunia kerumah-tanggaan. Namun, ternyata memang masih saja terkendala gaya bahasa kami yang berbeda. Kemarin malam sudah berusaha membriefingnya bahwasanya hari ini istrinya ini akan melakukan tantangan pertama yakni komunikasi produktif. Kemaren ia tampak 'mengerti'. Entah benar mengerti atau iya-iya aja biar cepet. 

Beberapa jam berjalan baik. Aku Alhamdulillah bisa mengontrol emosiku dengan cukup baik. Hal itu terbukti dengan telah terhidangnya mujaer goreng lengkap dengan sambal matah dan sayur bening (yang kesemuanya kurang asin haha). Alhamdulillah, aman... 

Selang beberapa waktu kemudian, mulailah muncul monster horor dari dalam diriku. Sebab suami dengan seribu macam alasan, kembali tidak mengindahkan permintaanku untuk mengerjakan tantangan yg kuberikan padanya malam sebelumnya. Dia lebih memilih kesibukannya (yang menurutku sangat tidak penting itu). Walhasil, gondok lagilah akunya. Ya Rabb. 

Setelah itu, aku pun mencoba mengadhemkan pikiran dan perasaanku dengan membawa Abian ke kamar. Kami bermain (meski aku masih mangkel dalam hati) hingga akhirnya, Alhamdulillah dia pun mau meletakkan "kesibukan"nya. Akupun bisa mengerjakan aktivitas sesuai rencana. 

Lalu, terjadilah adegan dorong motor di jalanan di teriknya udara Sidoarjo tadi. Sungguh Subhanallaah.. Lalu, dengan 'terpaksa' aku menghubungi suamiku. Padahal tadinya nomornya kublokir, ya kan, masih kebawa baper segitunya wkwkwk. Ya Allah, apa salah dan dosaku. Banyak!!! 

Teringat poin komunikasi produktif, fokus ke solusi! Akhirnya setelah beberapa saat berdebat di telepon, Alhamdulillah bala bantuan datang. Terselamatkan sudah. 

Satu poin yang kupelajari di hari pertama yaitu: timing! Mencari waktu yang tepat untuk bicara itu penting banget banget banget! Suami yang tipenya perlu "dilayani" ini memang ya kudu dilayani dulu baru bisa disounding. Persis adik bayi! Hmmm. Begitulah, aku sadar memang kami sama-sama belum 'dewasa'. 

Begitu dulu deh yaa cerita hari ini. Semoga besok dan seterusnya bisa lebih baik lagi. Insyaallah mungkin lain kali akan kuceritakan tentang komunikasi dengan Abian. Karna kurasa lebih mudah berbicara dengan Abian daripada bapaknya, maka kuputuskan untuk fokus dulu ke bapake! Bismillah... semoga semakin baik komunikasi kami, semakin baik pula hubungan dan pengasuhan kita untuk Abian kedepan. Aaaamiiin. 


Salam Ibu (wannabe) Profesional,


#Harike-1

#Tantangan15Hari

#Zona1Komprod

#PantaiBentangPetualang

#InstitutIbuProfesional

#PetualangBahagia


Related Articles

0 komentar:

Post a Comment

Search This Blog

Matrikulasi

Powered by Blogger.